1. MASYARAKAT PERKOTAAN DAN MASYARAKAT PERDESAAN .
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
B. Sebab - sebab terjadinya Urbanisasi
PEMECAHAN MASALAH
URBANISASI
A. PENGERTIAN MASYARAKAT
Masyarakat dapat mempunyai arti yang luas dan sempit. Dalam arti
luas masyarakat adalah keseluruhan hubungan-hubungan dalam hidup bersama dan
tidak dibatasi oleh lingkungan, bangsa dan sebagainya. Atau dengan kata lain
kebulatan dari semua perhubungan dalam hidup bermasyarakat. Dalam arti sempit
masyarakat adalah sekelompok manusia yang dibatasi oleh aspek-aspek tertentu,
misalnya territorial, bangsa, golongan dan sebagainya.
B. MASYARAKAT PERKOTAAN
Masyarakat perkotaan sering disebut urban community . Pengertian
masyarakat kota lebih ditekankan pada sifat kehidupannya serta cirri-ciri
kehidupannya yang berbeda dengan masyarakat pedesaan. Ada beberapa ciri yang
menonjol pada masyarakat kota yaitu :
1. kehidupan
keagamaan berkurang bila dibandingkan dengan kehidupan keagamaan di desa
2. orang
kota pada umumnya dapat mengurus dirinya sendiri tanpa harus bergantung pada
orang lain. Yang penting disini adalah manusia perorangan atau individu. Di
kota – kota kehidupan keluarga sering sukar untuk disatukan , sebab perbedaan
kepentingan paham politik , perbedaan agama dan sebagainya .
3. Jalan
pikiran rasional yang pada umumnya dianut masyarakat perkotaan , menyebabkan
bahwa interaksi – interaksi yang terjadi lebih didasarkan pada faktor kepentingan
daripada faktor pribadi.
4. pembagian
kerja di antar warga-warga kota juga lebih tegas dan mempunyai batas-batas yang
nyata
5. kemungkinan-kemungkinan
untuk mendapatkan pekerjaan juga lebih banyak diperoleh warga kota dari pada
warga desa
6. interaksi
yang terjadi lebih banyak terjadi berdasarkan pada faktor kepentingan daripada
faktor pribadi
7. pembagian
waktu yang lebih teliti dan sangat penting, untuk dapat mengejar kebutuhan
individu
8. perubahan-perubahan
sosial tampak dengan nyata di kota-kota, sebab kota biasanya terbuka dalam
menerima pengaruh dari luar.
C. PERBEDAAN MASYARAKAT PEDESAAN
DAN PERKOTAAN
1. Lingkungan
Umum dan Orientasi Terhadap Alam, Masyarakat perdesaan
berhubungan kuat dengan alam, karena lokasi geografisnyadi daerah desa.
Penduduk yang tinggal di desa akan banyak ditentukan oleh kepercayaan dan hukum
alam. Berbeda dengan penduduk yang tinggal di kota yang kehidupannya “bebas”
dari realitas alam.
2. Pekerjaan
atau Mata Pencaharian, Pada umumnya mata pencaharian di dearah perdesaan adalah
bertani tapi tak sedikit juga yg bermata pencaharian berdagang, sebab beberapa
daerah pertanian tidak lepas dari kegiatan usaha.
3. Ukuran
Komunitas, Komunitas perdesaan biasanya lebih kecil dari komunitas
perkotaan.
4. Kepadatan
Penduduk, Penduduk desa kepadatannya lbih rendah bila dibandingkan dgn
kepadatan penduduk kota,kepadatan penduduk suatu komunitas kenaikannya
berhubungan dgn klasifikasi dari kota itu sendiri.
5. Homogenitas
dan Heterogenitas, Homogenitas atau persamaan ciri-ciri sosial dan psikologis,
bahasa, kepercayaan, adat-istiadat, dan perilaku nampak pada masyarakat perdesa
bila dibandingkan dengan masyarakat perkotaan. Di kota sebaliknya penduduknya
heterogen, terdiri dari orang-orang dgn macam-macam perilaku, dan juga bahasa,
penduduk di kota lebih heterogen.
6. Diferensiasi
Sosial, Keadaan heterogen dari penduduk kota berindikasi pentingnya
derajat yg tinggi di dlm diferensiasi Sosial.
7. Pelapisan
Sosial, Kelas sosial di dalam masyarakat sering nampak dalam bentuk
“piramida terbalik” yaitu kelas-kelas yg tinggi berada pada posisi atas
piramida, kelas menengah ada diantara kedua tingkat kelas ekstrem dari
masyarakat.
Ada beberapa perbedaan pelapisan sosial yang tak resmi antara
masyarakat desa dan kota:
§ pada
masyarakat kota aspek kehidupannya lebih banyak sistem pelapisannya
dibandingkan dengan di desa.
§ pada
masyarakat desa kesenjangan antara kelas ekstrim dalam piramida sosial tidak
terlalu besar dan sebaliknya.
§ masyarakat
perdesaan cenderung pada kelas tengah.
§ ketentuan
kasta dan contoh perilaku.
D. Hubungan desa dan kota
Masyarakat pedesaan dan perkotaan bukanlah dua komunitas yang
terpisah sama sekali satu sama lain. Bahkan terdapat hubungan uang erat,
bersifat ketergantungan, karena saling membutuhkan
Kota tergantung desa dalam memenuhi kebutuhan warganya akan
bahan-bahan pangan, desa juga merupakan tenaga kasar pada jenis-jenis pekerjaan
tertentu di kota.
sebaliknya, kota menghasilkan barang-barang yang juga diperlukan
oleh orang desa, kota juga menyediakan tenaga-tenaga yang melayani
bidang-bidang jasa yang dibutuhkan oleh orang desa.
E. Aspek Positif dan Negatif
Perkembangan kota merupakan manifestasi dari pola kehidupan sosial , ekonomi , kebudayaan dan politik . Kesemuanya ini akan dicerminkan dalam komponen – komponen yang memebentuk struktur kota tersebut . Jumlah dan kualitas komponen suatu kota sangat ditentukan oleh tingkat perkembangan dan pertumbuhan kota tersebut.
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
Secara umum dapat dikenal bahwa suatu lingkungan perkotaan , seyogyanya mengandung 5 unsur yang meliputi :
- Wisma : Untuk tempat berlindung terhadap alam sekelilingnya.
– Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
– Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
– Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
– Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
– Karya : Untuk penyediaan lapangan kerja.
– Marga : Untuk pengembangan jaringan jalan dan telekomunikasi.
– Suka : Untuk fasilitas hiburan, rekreasi, kebudayaan, dan kesenian.
– Penyempurnaan : Untuk fasilitas keagamaan, perkuburan, pendidikan, dan utilitas umum.
Untuk itu semua , maka fungsi dan tugas aparatur pemerintah kota harus ditingkatkan :
a) Aparatur kota harus dapat menangani berbagai masalah yang timbul di kota . Untuk itu maka pengetahuan tentang administrasi kota dan perencanaan kota harus dimilikinya .
b) Kelancaran dalam pelaksanaan pembangunan dan pengaturan tata kota harus dikerjakan dengan cepat dan tepat , agar tidak disusul dengan masalah lainnya.
c) Masalah keamanan kota harus dapat ditangani dengan baik sebab kalau tidak , maka kegelisahan penduduk akan menimbulkan masalah baru.
d) Dalam rangka pemekaran kota , harus ditingkatkan kerjasama yang baik antara para pemimpin di kota dengan para pemimpin di tingkat kabupaten tetapi juga dapat bermanfaat bagi wilayah kabupaten dan sekitarnya .
B. Fungsi Eksternal
Fungsi eksternal dari kota yakni seberapa jauh fungsi dan peran kota tersebut dalm kerangka wilayah dan daerah-daerah yang dilingkupi dan melingkupinya, baik secara regional maupun nasional.
Desa merupakan perwujudan atau kesatuan geografis, social, ekonomi, politik dan kulural yng terdapat di suatu daerah dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbale balik dengan daerah lain.
Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantung faktor ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan.
Pola keruangan desa bersifat agraris yang sebagian atau seluruhnya terisolasi dari kota. Tempat kediaman penduduk mencerminkan tingkat penyesuaian penduduk terhadap lingkungan alam, seperti iklim, tanah, topografi, tata air, sumber alam, dan lain-lain. Tingkat penyesuaian penduduk desa terjhadap lingkungan alam bergantung faktor ekonomi, sosial, pendidikan dan kebudayaan.
2. MASYARAKAT PERDESAAN
A. Definisi Desa
Desa adalah bentuk pemerintahan terkecil yang ada di negeri ini. Luas wilayah desa biasanya tidak terlalu luas dan dihuni oleh sejumlah keluarga. Mayoritas penduduknya bekerja di bidang agraris dan tingkat pendidikannya cenderung rendah. Karena jumlah penduduknya tidak begitu banyak, maka biasanya hubungan kekerabatan antarmasyarakatnya terjalin kuat. Para masyarakatnya juga masih percaya dan memegang teguh adat dan tradisi yang ditinggalkan para leluhur mereka.
Berikut ini adalah pengertian dan definisi desa:
a. UU No. 5 Tahun 1979
Desa adalah suatu wilayah yang ditempati oleh sejumlah penduduk sebagai kesatuan masyarakat termasuk di dalamnya kesatuan masyarakat dan hukum yang mempunyai organisasi pemerintahan terendah langsung di bawah camat dan berhak menyelenggarakan rumah tangganya sendiri dalam ikatan Negara Kesatuan Republik Indonesia
b. SUTARDJO KARTODIKUSUMO
Desa adalah suatu kesatuan hukum di mana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa mengadakan pemerintahan sendiri
c. SANIYANTI NURMUHARIMAH
Desa merupakan wilayah yang dihuni oleh masyarakat yang emmiliki sistem pemerintahan sendiri
d. KAMUS BESAR BAHASA INDONESIA
Desa adalah kesatuan wilayah yang dihuni oleh sejulah keluarga yang mempunyai sistem pemerintahan sendiri (dikepalai oleh seorang Kepala Desa) atau desa merupakan kelompok rumah di luar kota yang merupakan kesatuan
e. BAMBANG UTOYO
Desa merupakan tempat sebagian besar penduduk yang bermata pencarian di bidang pertanian dan menghasilkan bahan makanan.
Definisi Pedesaan
a. Menurut Wikipedia Indonesia
Pedesaan (rural) adalah wilayah yang mempunyai kegiatan utama pertanian, termasuk pengelolaan sumberdaya alam dengan susunan fungsi kawasan sebagai tempat pemukiman pedesaan, pelayanan jasa, pemerintahan, pelayanan social, dan kegiatan ekonomi.
b. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005)
Pedesaan adalah daerah pemukiman penduduk yang sangat dipengaruhi oleh kondisi tanah, iklim, dan air sebagai syarat penting bagi terwujudnya pola kehidupan agraris penduduk ditempat itu.
MASYARAKAT PEDESAAN
Masyarakat pedesaan selalu memiliki ciri-ciri atau dalam hidup
bermasyarakat, yang biasanya tampak dalam perilaku keseharian mereka. Pada
situasi dan kondisi tertentu, sebagian karakteristik dapat digeneralisasikan
pada kehidupan masyarakat desa di Jawa. Namun demikian, dengan adanya perubahan
sosial religius dan perkembangan era informasi dan teknologi, terkadang
sebagian karakteristik tersebut sudah “tidak berlaku”. Masyarakat pedesaan juga
ditandai dengan pemilikan ikatan perasaan batin yang kuat sesama warga desa,
yaitu perasaan setiap warga/anggota masyarakat yagn amat kuat yang hakekatnya,
bahwa seseorang merasa merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari
masyarakat dimanapun ia hidup dicintainya serta mempunyai perasaan bersedia
untuk berkorban setiap waktu demi masyarakatnya atau anggota-anggota
masyarakat, karena beranggapan sama-sama sebgai masyarakat yang saling
mencintai saling menghormati, mempunyai hak tanggung jawab yang sama terhadap
keselamatan dan kebahagiaan bersama di dalam masyarakat.
Adapun yang menjadi ciri masyarakat desa antara lain :
1. Didalam
masyarakat pedesaan di antara warganya mempunyai hubungan yang lebih mendalam
dan erat bila dibandingkan dengan masyarakat pedesaan lainnya di luar batas
wilayahnya.
2. Sistem
kehidupan umumnya berkelompok dengan dasar kekeluargaan
3. Sebagian
besar warga masyarakat pedesaan hidup dari pertanian
4. Masyarakat
tersebut homogen, deperti dalam hal mata pencaharian, agama, adapt istiadat,
dan sebagainya
Didalam masyarakat pedesaan kita mengenal berbagai macam gejala,
khususnya tentang perbedaan pendapat atau paham yang sebenarnya hal ini
merupakan sebab-sebab bahwa di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan
ketegangan –ketegangan sosial. Gejala-gejala sosial yang sering diistilahkan
dengan :
- konflik
-
kontraversi
-
kompetisi
B.Hakikat Dan Sifat Masyarakat Pedesaan
Seperti dikemukakan oleh para ahli atau sumber bahwa
masyarakat Indonesia lebih dari 80% tinggal di pedesaan dengan mata pencarian
yang bersifat agraris. Masyarakat pedesaan yang agraris biasanya dipandang
antara sepintas kilas dinilai oleh orang-orang kota sebagai masyarakat tentang
damai, harmonis yaitu masyarakat yang adem ayem, sehingga oleh orang kota
dianggap sebagai tempat untuk melepaskan lelah dari segala kesibukan, keramaian
dan keruwetan atau kekusutan pikir.
Maka tidak jarang orang kota melepaskan segala kelelahan dan
kekusutan pikir tersebut pergilah mereka ke luar kota, karena merupakan tempat
yang adem ayem, penuh ketenangan. Tetapi sebetulnya ketenangan masyarakat
pedesaan itu hanyalah terbawa oleh sifat masyarakat itu yang oleh Ferdinand
Tonies diistilahkan dengan masyarakat gemeinschaft (paguyuban). Jadi Paguyuban
masyarakat itulah yang menyebabkan orang-orang kota menilai sebagai masyarakat
itu tenang harmonis, rukun dan damai dengan julukan masyarakat yang adem ayem.
Tetapi sebenarnya di dalam masyarakat pedesaan kita ini
mengenal bermacam-macam gejala, khususnya hal ini merupakan sebab-sebab bahwa
di dalam masyarakat pedesaan penuh dengan ketegangan-ketegangan sosial.
C. Kegiatan Pada Masyarakat Pedesaan
Masyarakat pedesaan mempunyai penilaian yang tinggi terhadap mereka yang dapat bekerja keras tanpa bantuan orang lain. Jadi masyarakat pedesaan bukan masyarakat yang senang diam tanpa aktivitas. Pada umumnya masyarakat desa sudah bekerja dengan keras tetapi para ahli lebih memberikan perangsang yang dapat menarik aktivitas masyarakat pedesaan, dan menjaga agar cara dan irama bekerja bisa efektif dan efisien serta kontinyu (diusahakan mengisi waktu-waktu kosong bekerja karena keadaan musim/ iklim di indonesia)
D. Sistem nilai budaya petani Indonesia antara lain sebagai
berikut:
- Para
petani di Indonesia terutama di pulau jawa pada dasarnya menganggap bahwa
hidupnya itu sebagai sesuatu hal yang buruk, penuh dosa, kesengsaraan.
Tetapi itu tidak berarti bahwa ia harus menghindari hidup yang nyata dan
menghindarkan diri dengan bersembunnyi di dalam kebatinan atau dengan bertapa,
bahkan sebaliknya wajib menyadari keburukan hidup itu dengan jelas berlaku
prihatin dan kemudian sebaik-baiknya dengan penuh usaha atau ikhtiar.
- Mereka
beranggapan bahwa orang bekerja itu untuk hidup, dan kadang-kadnag untuk
mencapai kedudukannya.
- Mereka
berorientasi pada masa ini (sekarang), kurang memperdulikan masa depan,
mereka kurang mampu untuk itu. Bahkan kadang-kadang ia rindu masa lampau
mengenang kekayaan masa lampau menanti datangnya kembali sang ratu adil
yang membawa kekayaan bagi mereka).
- Mereka
menganggap alam tidak menakutkan bila ada bencana alam atau bencana lain
itu hanya merupakan sesuatu yang harus wajib diterima kurang adanya agar
peristiwa-peristiwa macam itu tidak berulang kembali. Mereka cukup
saja menyesuaikan diri dengan alam, kurang adanya usaha untuk
menguasainya.
- Dan untuk
menghadapi alam mereka cukup dengan hidup bergotong-royong, mereka sadar
bahwa dalam hidup itu tergantung kepada sesamanya.
3. URBANISASI
A. Pengertian Urbanisasi
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dan desa ke kota atau
dan kota kecil ke kota besar. Orang yang melakukan urbanisasi disebut urban. Timbulnya
perpindahan penduduk dan desa ke kota disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor
pendorong dari desa dan
faktor penarik dari kota. Kota-kota
di Indonesia yang menjadi tujuan sebagian besar urbanisasi, yaitu
Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan, dan Semarang. Proses urbanisasi dapat
menyangkut dua aspek. yaitu berubahnya masyarakat desa menjadi masyarakat kota
dan perpindahan penduduk dari desa ke kota. Urbanisasi adalah gejala sosial
yang masih terus berlangsung hingga saat ini.
Tanda – tanda Urbanisasi
Dengan demikian urbanisasi adalah suatu proses dengan
tanda-tanda sebagai berikut:
a. Terjadinya arus perpindahan penduduk dari desa ke kota
b. Bertambah besarnya jumlah tenaga kerja non agraria di
sektor sekunder (industri) dan sektor tersier (jasa)
c. Tumbuhnya pemukiman menjadi kota
d. Meluasnya pengaruh kota di daerah pedesaan mengenai segi
ekonomi sosial, kebudayaan dan psikologis.
Penyebab
urbanisasi atau perpindahan penduduk perdesaan ke perkotaan
terjadi karena adanya daya tarik (pull factors) dari perkotaan
dan daya dorong (push factors) dari perdesaan. Faktor
Pendorong dari Desa:
- Faktor
pendorong dan desa yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai
beriikut.
- Terbatasnya
kesempatan kerja atau lapangan kerja di desa.
- Tanah
pertanian di desa banyak yang sudah tidak subur atau mengalami kekeringan.
- Kehidupan
pedesaan lebih monoton (tetap/tidak berubah) daripada perkotaan.
- Fasilitas
kehidupan kurang tersedia dan tidak memadai.
- Upah
kerja di desa rendah.
- Timbulnya
bencana desa, seperti banjir, gempa bumi, kemarau panjang, dan wabah
penyakit.
Faktor Penarik dari Kota
- Faktor
penarik dan kota yang menyebabkan terjadinya urbanisasi sebagai berikut.
- Kesempatan
kerja lebih banyak dibandingkan dengan di desa.
- Upah
kerja tinggi.
- Tersedia
beragam fasilitas kehidupan, seperti fasilitas pendidikan, kesehatan,
transportasi, rekreasi, dan pusat-pusat perbelanjaan.
- Kota
sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, ilmu pengetahuan, dan
teknologi.
C. AKIBAT - AKIBAT URBANISASI
Terjadinya urbanisasi membawa dampak positil dan negatif,
baik bagi desa yang ditinggalkan, maupun bagi kota yang dihuni. Dampak
positif urbanisasi bagi desa (daerah asal) sebagai berikut.
- Meningkatnya
kesejahteraan penduduk melalui kiriman uang dan hasil pekerjaan di kota.
- Mendorong
pembangunan desa karena penduduk telah mengetahui kemajuan dikota.
- Bagi
desa yang padat penduduknya, urbanisasi dapat mengurangi jumlah penduduk.
- Mengurangi
jumlah pengangguran di pedesaan.
Adapun dampak negatif urbanisasi bagi desa
sebagai berikut:
- Desa
kekurangan tenaga kerja untuk mengolah pertanian.
- Perilaku
yang tidak sesuai dengan norma setempat sering ditularkan dan kehidupan
kota.
- Desa
banyak kehilangan penduduk yang berkualitas.
Dampak Urbanisasi bagi Kota terdiri dari dampak
positif dan dampak negatif. Dampak positif urbanisasi bagi kota sebagai
berikut.
- Kota
dapat memenuhi kebutuhan akan tenaga kerja.
- Semakin
banyaknya sumber daya manusia yang berkualitas.
Dampak negatif urbanisasi bagi kota sebagai berikut.
- Timbulnya
pengangguran.
- Munculnya
tunawisma dan gubuk-gubuk liar di tengah-tengah kota.
- Meningkatnya
kemacetan lalu lintas.
- Meningkatnya
kejahatan, pelacuran, perjudian, dan bentuk masalah sosial lainnya.
D. USAHA MENANGGULANGI URBANISASI
Upaya yang harus dilakukan pemerintah untuk mencegah atau
mengurangi terjadinya urbanisasi adalah sebagai berikut :
- Melaksanakan
pembangunan secara desentralisasi, yaitu
pembangunan yang merata atau menyebar
berpusat pada daerah-daerah.
- Masing-masing
daerah akan mengembangkan daerah sekitarnya.
- Mengadakan
modernisasi desa dengan program pembangunan.
- Memperbanyak
fasilitas yang dibutuhkan oleh masyarakat pedesaan, seperti fasilitas
kesehatan, sekolah, tempat hiburan, dan transportasi.
- Mengendalikan
pertumbuhan penduduk di pedesaan melalui program keluarga berencana.
- Meningkatkan
perekonomian rakyat pedesaan, antara lain membangun irigasi,
menggiatkan koperasi unit desa.
- Meningkatkan
keamanan di pedesaan dengan lehih mengaktifkan sistem keamanan lingkungan
atau siskamling.
- Mengeluarkan
peraturan untuk mempersulit perpindahan
penduduk desa ke kota, misalnya
izin pindah ke kota
sulit, Jakarta dinyatakan
tertutup bagi pendatang baru.
Masalah urbanisasi ini dapat ditangani dengan memperlambat
laju pertumbuhan populasi kota yaitu diantaranya dengan membangun desa, adapun
program-program yang dikembangkan diantaranya:
- Intensifikasi
pertanian
- Mengurangi/
membatasi tingkat pertambahan penduduk lewat pembatasan kelahiran, yaitu
program keluarga berencana
- Memperluas
dan mengembangkan lapangan kerja dan tingkat pendapatan di pedesaan
- Program
pelaksanaan transmigrasi
- Memperluas
dan mengembangkan lapangan pekerjaan di kota
- Penyebaran
pembangunan fungsional di seluruh wilayah
- Pengembangan
teknologi menengah bagi masyarakat desa
- Perlu
dukungan politik dari pemerintah, diantaranya adanya kebijakan seperti
reformasi tanah. Berdasarkan kebijakan tersebut, maka yang yang berperan
adalah pemerintah setempat dalam penerapannya. Pemerintah daerah perlu
berbenah diri dan perlu mengoptimalkan seluruh potensi ekonomi yang ada di
daerah, sehingga terjadi kegiatan ekonomi dan bisnis yang benarbenar
berorientasi pada kepentingan warganya. Tapi bukan berarti pemerintah
daerah saja yang berperan, di tingkat pusat, pemerintah juga perlu membuat
kebijakan lebih adil dan tegas terkait pemerataan distribusi sumber daya
ekonomi. Arus balik ialah fenomena tahunan. Banyak pelajaran berharga yang
bisa dipetik untuk mengantisipasi meledaknya jumlah penduduk perkotaan
dengan segala macam persoalannya.
4. PERMASALAHAN APA SAJA YANG TERJADI PADA MASYARAKAT PERKOTAAN DAN PERDESAAN
Masalah-masalah
perkotaan
- Banjir
Penyebab banjir di DKI Jakarta, secara umum terjadi karena
dua faktor utama yakni faktor alam dan faktor manusia. Penyebab banjir dari
faktor alam antara lain karena lebih dari 40% kawasan di DKI Jakarta berada di
bawah muka air laut pasang. Sehingga Jakarta Utara akan menjadi sangat
rentan terhadap banjir saat ini. Berbagai faktor penyebab memburuknya kondisi
banjir Jakarta saat itu ialah pertumbuhan permukiman yang tak terkendali
disepanjang bantaran sungai, sedimentasi berat serta tidak berfungsinya kanal-kanal
dan sistem drainase yang memadai. Kondisi ini diperparah oleh kecilnya
kapasitas tampung sungai saat ini dibanding limpasan (debit) air yang masuk ke
Jakarta. Kapasitas sungai dan saluran makro ini disebabkan karena
konversi badan air untuk perumahan, sedimentasi dan pembuangan sampah secara
sembarangan
- Urbanisasi
Berdasarkan survei penduduk antar sensus (Supas) 1995,
tingkat urbanisasi di Indonesia pada tahun 1995 adalah 35,91 persen yang berarti
bahwa 35,91 persen penduduk Indonesia tinggal didaerah perkotaan. Tingkat ini
telah meningkat dari sekitar 22,4 persen pada tahun 1980 yang lalu. Sebaliknya
proporsi penduduk yang tinggal di daerah pedesaan menurun dari 77,6
persen pada tahun 1980 menjadi 64,09 persen pada tahun 1995.Meningkatnya
kepadatan penduduk perkotaan membawa dampak yang sangat besar kepada tingkat
kenyamanan yang tinggi. Kota seperti Jakarta misalnya tidak dirancang untuk
melayani mobilitas penduduk lebih dari 10 juta orang. Dengan jumlah penduduk
lebih dari 8 juta penduduk saat ini, ditambah dengan 4-6 juta penduduk
yang melaju dari berbagai kota sekitar Jakarta, menjadikan Jakarta
sangatlah sesak.
- Kriminalitas
Kejahatan atau kriminalitas di kota-kota besar sudah menjadi
permasalahan sosial yang membuat semua warga yang tinggal atau menetap menjadi
resah, karena tingkat kriminalitas yang terus meningkat setiap tahunnya.faktor
penyebab Tingkat pengangguran yang tinggi , Kurangnya lapangan pekerjaan
membuat tingkat kriminal juga meningkat karena kurangnya lapangan pekerjaan
dan Kemiskinan yang dialami oleh rakyat kecil kadang membuat mereka berfikir
untuk melakukan tindakan kriminalitas.
Masalah yang
ada pedesaan
- Pendidikan
Pada dasarnya,
pendidikan yang baik itu haruslah mampu menciptakan proses belajar mengajar
yang efektif dan bermanfaat serta menjadikan masyarakat pedesaan lebih terbuka
dan akses terhadap pendidikan. Seiring perkembangan zaman, pengertian
pendidikan pun mengalami perkembangan.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Sehingga, pengertian pendidikan menurut beberapa ahli (pendidikan) berbeda, tetapi secara esenssial terdapat kesatuan unsur-unsur atau faktor-faktor yang terdapat di dalamnya, yaitu bahwa pendidikan menunjukkan suatu proses bimbingan, tuntunan atau pimpinan yang didalamnya mengandung unsur-unsur seperti pendidik, anak didik, tujuan dan lainnya.
Umumnya
masyarakat pedesaan kurang begitu sadar akan pentingnya pendidikan, Mereka
lebih memilih mengajak anak-anak mereka berkebun atau bertani, ketimbang
menyekolahkan mereka. Alhasil banyak dari masyarakat pedesaan yang buta tulis
dan hitung. Oleh karena itu taraf hidup masyarakat pedesaan relative
Salah satu
kendala yang telah disadari oleh pemerintah dalam bidang pendidikan di tanah
air adalah kesenjangan dan ketidakadilan dalam mengakses terutama pendidikan.
Hal ini yang menyebabkan kesadaran masyarakat di desa sangat kurang dan tidak
antusias serta memahami akan pentingnya pendidikan.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya,
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Selain itu, kendala lain negara berkembang termasuk Indonesia, untuk masa yang lama menghadapi empat hambatan besar dalam bidang pendidikan, yaitu:
1. Peninggalan penjajah dengan masyarakat yang tingkat pendidikannya sangat rendah,
2. Anggaran untuk bidang pendidikan yang rendah dan biasanya kalah bersaing dengan kebutuhan pembangunan bidang lainnya,
3. Anggaran yang rendah biasanya diarahkan pada bidang-bidang yang justru menguntungkan mereka yang relatif kaya,
4. Karena anggaran rendah, dalam pengelolaan pendidikan biasanya timbul pengelolaan yang tidak efisien.
Hal ini terlihat dimana pemerintah tidak saja mampu merancang penerapan kebijakan yang disukainya, tetapi juga menafsirkan ulang teks kebijakan sesuai preferensi kebijakannya, termasuk dalam bidang pendidikan. Dimana kebijakan disetujui, diterima, dan dilaksanakan oleh pranata pemerintah.
Manfaat
pendidikan bagi masyarakat pedesaan sebagai instrumen pembebas, yakni membebaskan
masyarakat pedesaan dari belenggu kemiskinan, keterbelakangan, kebodohan, dan
penindasan. Selain itu, pendidikan yang baik seharusnya berfungsi pula sebagai
sarana pemberdayaan individu dan masyarakat desa khususnya guna menghadapi masa
depan. Pendidikan difokuskan melalui sekolah, pesantren, kursus-kursus yang
didirikan di pedesaan yang masyarakatnya masih ‘buta’ akan ilmu.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan hidup yang berkelanjutan.
Masyarakat pedesaan yang terberdayakan sebagai hasil pendidikan yang baik dapat memiliki nilai tambah dalam kehidupan yang tidak dimiliki oleh masyarakat yang tidak mengenyam pendidikan sama sekali. Sehingga jelas, peranan pendidikan sebagai kebutuhan pokok yang mendasar dan haruslah terpenuhi bagi masyarakat pedesaan dalam manfaat lainnya untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan hidup yang berkelanjutan.
- Tingginya angka kemiskinan
Dalam upaya
percepatan pembangunan di segala bidang masih terdapat beberapa kendala,antara
lain masih tingginya angka penduduk miskin, walaupun selama empat tahun
terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah
penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin
masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.
terakhir jumlah penduduk miskin mengalami penurunan sekitar 19,51% dari jumlah
penduduk miskin tahun 2001 yaitu sebanyak 164.125 jiwa. Dari penurunan jumlah
penduduk miskin tersebut sampai pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin
masih sebanyak 132.125 jiwa atau 24,28 %.
- Rendahnya kualitas Sumber Daya
Manusia
Peningkatan
layanan pendidikan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan kompetensi anak
didik. Output layanan pendidikan dengan pendekatan Indek
Pembangunan Manusia (IPM) masih menunjukkan kondisi yang jauh dari
harapan. Indek Pembangunan Manusia komponen pendidikan tahun 2004 menunjukkan
angka 6,18 tahun atau masih lebih rendah dari rata-rata IPM Jawa Timur dengan
capai 6,55. Namun bila dibandingkandengan IPM tahun 2003 terdapat kenaikan
0,13. Demikian pula segi kesehatan.
masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dan
anak dan kesakitan malaria masih relatif tingginya.
masih banyak yang perlu mendapatkan perhatian, khususnya angka kematian ibu dan
anak dan kesakitan malaria masih relatif tingginya.
5. APABILA KALIAN TINGGAL DI PERDESAAN, APAKAH KALIAN INGIN PINDAH KE KOTA ?
= Ya , karena jika kita hanya berkembang di dalam satu lingkup saja tidak akan menambah wawasan ilmu pengetahuan dan pasti semua manusia ingin hidupnya lebih baik untuk masa depan nya kelak .
Daftar Sumber :
Daftar Sumber :
Komentar
Posting Komentar