Definisi keindahan
Herbet Read merumuskan bahwa keindahan adalah kesatuan dan hubungan-hubungan
bentuk yang terdapat diantara pencerapan-pencerapan indrawi manusia.
Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Khalil Gibran mengungkapkan bahwa Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
Menurut Baumgarten adalah Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.
Filsuf abad pertengahan Thomas Amuinos mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bilamana dilihat.
Thomas Aquinos (1225-1274) mengatakan bahwa keindahan adalah sesuatu yang menyenangkan bila mana dilihat (Id qout visum placet).
Khalil Gibran mengungkapkan bahwa Keindahan adalah sesuatu yang menarik jiwamu. Keindahan adalah cinta yang tidak memberi namun menerima.
Menurut Baumgarten adalah Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan yang teratur dari bagian- bagian yang saling berhubungan satu sama lain, atau dengan keseluruhan itu sendiri.
Menurut The Liang Gie dalam bukunya “ Garis Besar
Estetik” (Filsafat Keindahan), dalam bahasa Inggris Keindahan diterjemahkan
dengan kata “Beautiful”, bahasa Perancis “Beau” , Italia dan Spanyol “Bello” ,
kata-kata itu berasal dari bahasa Latin “Bellum” , akar katanya adalah “Bonum”
yang berarti Kebaikan kemudian mempunyai bentuk pengecilan menjadi “Bonellum”
dan terakhir dipendekkan menjadi “bellum”.
Dapat membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah
Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus. Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
Dapat membedakan antara keindahan sebagai suatu kualitas abstrak dan sebagai sebuah benda tertentu yang indah
Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak adalah keindahan yang tak dapat terlihat secara fisik dan bersifat tidak beraturan, tetapi nilai dari keindahan itu dapat dirasakan,seperti contoh keindahan ketika merasakan angin yang berhembus. Sedangkan keindahan sebagai sebuah benda tertentu yang indah adalah kebalikan dari Keindahan dalam suatu kualitas yang abstrak, dimana keindahan itu dapat dirasakan, dilihat maupun dapat dikenang selama kita mengingatnya.
Nilai Ekstrinsik dan
Intrinsik Suatu Keindahan.
Pengertian ekstrinsik
adalah sifat baik dari suatu benda sebagai alat atau sarana untuk sesuatu hal
lainnya , yakni nilai yang bersifat sebagai alat atau membantu. Contohnya :
puisi, bentuk puisi yang terdiri dari bahasa, diksi, baris, sajak, irama, itu
disebut nilai ekstrinsik
Pengertian intrinsik
adalah sifat baik dari benda yang bersangkutan, atau sebagai suatu tujuan,
ataupun demi kepentingan benda itu sendiri. Contohnya : pesan puisi yang ingin
disampaikan kepada pembaca melalui (alat benda) puisi itu disebut nilai
intrinsik .
Nilai keindahan instrinsik adalah nilai
bentuk seni yang dapat diindera dengan mata, telinga atau keduanya. Nilai
bentuk ini kadang juga disebut nilai struktur yaitu bagaimana cara menyusun
nilai-nilai ekstrinsiknya atau bahannya berupa rangkaian peristiwa. Semuanya
disusun begitu rupa sehingga menjadi sebuah bentuk yang berstruktur dan dinamai
nilai instrinsik. Cara menyusun bentuk tadi melahirkan sebuah cerita. Kumpulan
peristiwa yang sama oleh dua orang penulis mungkin saja disusun berdasarkan
urutan atau struktur yang berbeda, sehingga nilai seninya juga berbeda.
Demikian banyaknya hasil seni budaya dengan
menggunakan pendekatan ekstrinsik dan pendekatan intrinsik melalui proses
penghayatan kita dapat mengetahui alasan mereka atau seniman menciptakan
keindahan melalui hasil seni. Kalau Bagong Kussudiarjo ditanya mengapa ia
menciptakan berbagai kreasi tarian baru yang menggambarkan kehidupan nelayan,
petani, buruh pabrik, tentu ada berbagai macam jawaban mungkin ia ingin
mengabadikan kegiatan masing-masing pekerjaan itu pada zamannya. Karena kelak
apabila teknologi maju memasuki wilayah itu kegiatan mereka itu akan lain
bentuknya. Atau mungkin ia ingin menunjukkan kepada masyarakat bahwa keindahan
itu tidak hanya dapat di kota-kota saja, dan yang menggemari keindahan itu
bukan hanya para cendikiawan saja, tetapi di masyarakat, nelayan, buruh pabrik
dan petani yang setiap hari berjuang demi sesuap nasi-pun merindukan keindahan.
Penderitaan
Penderitaan berasal dari kata derita. Kata derita berasal dari bahasa sansekerta dhra artinya menahan atau menanggung. Derita artinya menanggung atau merasakan sesuatu yang tidak menyenangkan. Penderitaan itu dapat lahir atau batin, atau lahir batin.
Penderitaan termasuk realitas dunia dan manusia. Intensitas penderitaan bertingkat-tingkat, ada yang berat ada juga yang ringan. Namun peranan individu juga menentukan berat-tidalmya intensitas penderitaan. Suatu peristiwa yang dianggap penderitaan oleh seseorang belum tentu merupakan penderitaan bagi orang lain. Dapat pula suatu penderitaan merupakan energi untuk bangkit bagi seseorang, atau sebagai langkah awal untuk mencapai kenilcmatan dan kebahagiaan.
Penderitaan akan dialami oleh semua orang, hal itu sudah merupakan "risiko" hidup. Tuhan memberikan kesenangan atau kebahagiaan kepada umatnya, tetapi juga memberikan penderitaan atau kesedihan yang kadang-kadang bennakna agar manusia sadar untuk tidak memalingkan dariNya. Untuk itu pada umumnya manusia telah diberikan tanda atau wangsit sebelumnya, hanya saja mampukah manusia menangkap atau tanggap terhadap peringatan yang diberikanNya? . Tanda atau wangsit demikian dapat berupa mimpi sebagai pemunculan rasa tidak sadar dari manusia waktu tidur, atau mengetahui melalui membaca koran tentang terjadinya penderitaan.
Pengertian Siksaan
Siksaan dapat diartikan
sebagai siksaan yang menyangkut hal fisik atau jasmani dan dapat juga berupa
psikis atau rohani. Perbedaan siksaan dan perbedaan adalah siksaan merupakan
sebab dan penderitaan sebagai akibatnya.
Siksaan yang bersifat
psikis :
- Kebimbangan, adalah rasa yang dialami
seseorang ketika ia dihadapkan kepada pilihan pilihan yang sulit. Akibat dari kebimbangan seseorang akan ada
dalam perasaan tidak menentu sehigga ia merasa tersiksa dalam hidupnya pada
kondisi itu. Bagi orang yang kuat berpikirnya maka ia akan cepat mengambil
keputusan dan sebaliknya.
- Kesepian,
adalah suatu perasaan dimana seseorang merasakan rasa sepi dan rasa
sendiri dalam menjalani hidup walaupun ada di lingkunga yang ramai. Kesepian
ini juga merupakan salah satu wujud dari siksaan yang dapat dialami seseorang.
- Ketakutan, merupakan bentuk lain yang dapat
menyebabkan seseorang mengalami siksaan batin. Bila rasa takut itu
dibesar-bisarkan yang tidak pada tempatnya, maka ketakutan itu akan berkembang
menjadi sebuah phobia. Pada umumnya setiap orang memiliki satu atau beberapa
phobia ringan seperti takut pada tikus,ular,serangga, dll. Tetapi pada sebagian
orang ketakutan tersebut sangat besar dan sifatnya mengganggu.
Sebab sebab yang
menjadikan seseorang merasa ketakutan antara lain :
a. Claustrophobia dan Agoraphobia : merupakan sebuah rasa takut akan terhadap
ruang tertutup dan ruang terbuka.
b. Gamang : merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh tempat yang tinggi.
c. Kegelapan : merupakan suatu ketakutan
seseorang bila ia berada di tempat yang gelap karena yang ada dalam pikirannya
dalam kegelapan tersebut akan muncul hal hal yang ditakuti seperti pencuri
ataupun hantu.
d. Kesakitan : merupakan ketakutan yang
disebabkan oleh rasa sakit yang akan dialaminya.
e. Kegagalan : merupakan ketakutan dari
seseorang yang disebabkan oleh karena merasa bahwa apa yang akan dijalankan
mengalami kegagalan.
RENUNGAN
Renungan berasal dari kata renung; artinya
diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam.
Renungan adalah hasil merenung. Dalam merenung untuk menciptakan seni ada
beberapa teori. Teori-teori itu ialah :
• TEORI PENGUNGKAPAN
Dalil dari teori ini ialah bahwa “Art is an
expression of human feeling” ( seni adalah suatu pengungkapan dari perasaan
manusia ). Teori ini terutama bertalian dengan apa yang dialami oleh seorang
seniman ketika menciptakan suatu karya seni. Tokoh teori ekspresi yang paling
terkenal ialah filsuf Italia Benedeto Croce (1886-1952) dengan karyanya yang
telah diterjemahkan kedalam bahasa Inggris “aesthetic as Science of Expresion
and General Linguistic”. Beliau antara lain menyatakan bahwa “art is expression
of impressions” (Seni adalah pengungkapan dari kesan-kesan) Expression adalah
sama dengan intuition. Dan intuisi adalah pengetahuan intuitif yang diperoleh
melalui penghayatan tentang hal-hal individual yang menghasilkan gambaran
angan-angan (images). Dengan demikian pengungkapan itu berwujud sebagai
gambaran angan-angan seperti misalnya images wama, garis dan kata. Bagi
seseorang pengungkapan berarti menciptakan seni dalam dirinya tanpa perlu
adanya kegiatan jasmaniah keluar. Pengalaman estetis seseorang tidak lain
adalah ekspresi dalam gambaran angan-angan.
• TEORI METAFISIK
Teori semi yang bercorak metafisis merupakan salah
satu teori yang tertua, yakni berasal dari Plato yang karya-karya tulisannya
untuk sebagian membahas estetik filsafati, konsepsi keindahan dan teori seni.
Mengenai sumber seni Plato mengemukakan suatu teori peniruan (imitation
theory). Ini sesuai dengan rnetafisika Plato yang mendalilkan adanya dunia ide
pada taraf yang tertinggi sebagai realita Ilahi. Pada taraf yang lebih rendah
terdapat realita duniawi ini yang merupakan cerminan semu dan mirip realita
ilahi itu. Dan karya seni yang dibuat manusia hanyalah merupakan mimemis
(timan) dari realita duniawi Sebagai contoh Plato mengemukakan ide Ke-ranjangan
yang abadi dan indah sempurna ciptaan Tuhan. Kemudian dalam dunia ini tukang
kayu membuat ranjang dari kayu yang merupakan ide tertinggi ke-ranjangan-an
itu. Dan akhirnya seniman meniru ranjang kayu itu dengan menggambarkannya dalam
sebuah lukisan. Jadi karya seni adalah tiruan dari suatu tiruan lain sehingga
bersifat jauh dari kebenaran atau dapat menyesatkan. Karena itu seniman tidak
mendapat tempat sebagai warga dari negara Republik yang ideal menurut Plato.
• TEORI PSIKOLOGIS
Teori-teori metafisis dari para filsuf yang
bergerak diatas taraf manusiawi dengan konsepsi-konsepsi tentang ide tertinggi
atau kehendak semesta umumnya tidak memuaskan, karena terlampau abstrak dan
spekulatif. Sebagian ahli estetik dalam abad modem menelaah teori-teori seni
dari sudut hubungan karya seni dan alam pikiran penciptanya dengan
mempergunakan metode-metode psikologis. Misalnya berdasarkan psikoanalisa
dikemukakan teori bahwa proses penciptaan seni adalah pemenuhan
keinginan-keinginan bawah sadar dari seseorang seniman. Sedang karya seninya
itu merupakan bentuk terselubung atau diperhalus yang diwujudkan keluar dari
keinginan-keinginan itu. Suatu teori lain tentang sumber seni ialah teori permainan
yang dikembangkan oleh Freedrick Schiller (1757-1805) dan Herbert Spencer
(1820-1903).
• TEORI KESERASIAN
Keserasian berasal dari kata serasi dan dari kata
dasar rasi, artinya cocok, kena benar, dan sesuai benar. Kata cocok, kena dan
sesuai itu mengandung unsur perpaduan, pertentangan, ukuran dan seimbang. Dalam
pengertian perpaduan misalnya, orang berpakaian hams dipadukan warnanya bagian
atas dengan bagian bawah, atau disesuaikan dengan kulitnya.
• TEORI OBYEKTIF DAN TEORI SUBYEKTIF
The Liang Gie dalam bukunya garis besar estetika
menjelaskan, bahwa dalam mencipta seni ada dua teori yakni teori obyektif dan
teori subyektif. Salah satu persoalan pokok dari teori keindahan adalah
mengenai sifat dasar dari keindahan. Apakah keindahan menampakan sesuatu yang
ada pada benda indah atau hanya terdapat dalam alarn pikiran orang yang
mengamati benda tersebut. Dari persoalan-persoalan tersebut lahirlah dua
kelompok teori yang terkenal sebagai teori obyektif dan teori subyektif.
Pendukung teori obyektif adalah Plato, Hegel dan
Bernard Bocanquat, sedang pendukung teori subyektif ialah Henry Home, Earlof
Shaffesbury, dan Edmund Burke. Teori obyektif berpendapat, bahwa keindahan atau
ciri-ciri yang mencipta nilai estetik adalah sifat (kualitas) yang memang telah
melekat pada bentuk indah yang bersangkutan, terlepas dari orang yang
mengamatinya. Pengamatan orang hanyalah mengungkapkan sifat-sifat indah yang
sudah ada pada sesuatu benda dan sama sekali tidak berpengaruh untuk
menghubungkan. Yang menjadi masalah ialah ciri-ciri khusus manakah yang membuat
sesuatu benda menjadi indah atau dianggap bernilai estetik, salah satu jawaban
yang telah diberikan selama berabad-abad ialah perimbangan antara bagian-bagian
dalam benda indah itu. Pendapat lain menyatakan, bahwa nilai estetik itu
tercipta dengan terpenuhinya asas-asas tertentu mengenai bentuk pada sesuatu
benda.
Teori subyektif, menyatakan bahwa ciri-ciri yang
menciptakan keindahan suatu benda itu tidak ada, yang ada hanya perasaan dalam
din seseorang yang mengamati sesuatu benda. Adanya keindahan semata-mata
tergantung pada pencerapan dari si pengamat itu. Kalaupun dinyatakan bahwa
sesuatu benda mempunyai nilai estetik, maka hal itu diartikan bahwa seseorang
pengamat memperoleh sesuatu pengalaman estetik sebagai tanggapan terhadap benda
indah itu. Yang tergolong teori subyektif ialah yang memandang keindahan dalam
suatu hubungan di antara suatu benda dengan alam pikiran seseorang yang
mengamatinya seperti misalnya yang berupa menyukai atau menikmati benda itu.
• TEORI PERIMBANGAN
Teori obyektif memandang keindahan sebagai suatu
kualitas dari benda-benda. Kualitas bagaimana yang menyebabkan sesuatu benda
disebut indah telah dijawab oleh bangsa Yunani Kuno dengan teori perimbangan
yang bertahan sejak abab 5 sebelum Masehi sampai abab 17 di Eropa. Sebagai
contoh bangunan arsitektur Yunani Kuno yang berupa banyak tiang besar.
Dalam dunia ini dipenuhi dengan apa yang kita sebut
keindahan, contohnya pemandangan alam sekitar kita. Tetapi apakah yang terjadi
pada alam sekitar kita sekarang ??? Bagi teman-teman yang hidup di perkotaan
pastilah dapat membekan segala sesuatu yang terjadi antara di perkotaan dan di
desa saat ini. Salah satu contoh yang amat jelas terjadi antara perkotaan dan
pedesaan adalah pada keadaan alam sekitarnya.
Apa yang terjadi pada keadaan sekitar perkotaan dan
pedesaan ??? Keadaan alam di desa yang masih asri, indah sejuk, dan damai dapat
memberikan ketenangan pada jiwa kita, biarpun efeknya tidak terjadi secara
langsung. Namun lain halnya pada perkotaan, keadaan alam yang dapat dibilang
sangat buruk, karena penuh polusi dan penduduk yang sangat banyak terutama pada
kendaraan bermotor yang mereka miliki yang setiap hari senantiasa
berlalu-lalang pada jalan-jalan raya di perkotaan.Sampah-sampah rumah tangga
yang menumpuk, suara bising yang di hasilkan oleh mesin-mesin kendaraan
bermotor mereka, udara yang hitam pekat karena hasil pembakaran dari sebuah
bahan bakar mesin kendaraan mereka yang dapat membahayakan kesehatan kita
sendiri membuat kita semakin merasa jenuh akan kehidupan sehari-hari kita.
Pasti itulah yang kalian pernah rasakan bukan ??
Kota pada saat ini kehilangan keindahannya. Kota
sebagai tempat utama suatu negara yang banyak di kagumi oleh warga negaranya
haruslah memiliki keadaan alam yang sebanding dengan pedesaan. Kenapa demikian
??? Karena pada perkotaanlah banyak orang-orang yang bermukim untuk mencari
nafkah untuk mencukupi kehidupan sehari-hari mereka. Penduduk perkotaan jauh
lebih banyak dari pada penduduk pedesaan, jadi karena itu keadaan perkotaan
haruslah sama seperti keadaan pedesaan yang sejuk, indah, asri, dan tenang
sehingga setiap orang pastilah dapat merasa tenang dalam menjalankan
kehidupannya sehari-hari dan juga kita dapat terhindar dari polusi-polusi
kendaraan bermotor yang selama ini kita hirup bersama oksigen yang dapat
membunuh kita secara perlahan-lahan.
Mungkin sangatlah sulit bagi perkotaan untuk
menyamai keindahan dipedesaan, tapi apa salahnya kita coba sedikit demi
sedikit, dari hal yang paling kecil pada setiap kehidupan kita, seperti tidak
membuang sampah sembarangan, menanam pohon disekitar halaman rumah kita, jangan
menebang atau merusak tanaman dan pepohonan, meminimalisir penggunaan kendaraan
bermotor yang mengeluarkan polusi dan penggunaan AC pada rumah, dan lain
sebagainya. Jika setiap dari kita melakukan hal tersebut, bukan tidak mungkin
beberapa tahun kedepan keadaan perkotaan kita bisa menyamai keindahan pedesaan.
Definisi Phobia
Kata “phobia” sendiri berasal dari istilah Yunani
“phobos” yang berarti lari (fight), takut dan panik (panic-fear), takut hebat
(terror). Istilah ini memang dipakai sejak zaman Hippocrates. Phobia adalah
ketakutan yang luar biasa dan tanpa alasan terhadap sebuah obyek atau situasi
yang tidak masuk akal. Pengidap phobia merasa tidak nyaman dan menghindari
objek yang ditakutinya. Terkadang juga bisa menghambat aktivitasnya.
Phobia didefinisikan oleh psikopatolog sebagai
penolakan yang mengganggu yang diperantarai oleh rasa takut yang tidak
proporsional, dengan bahaya yang dikandung oleh objek atau situasi tertentu dan
diakui oleh si penderita sebagai sesuatu yang tidak berdasar. Beberapa pengertian
phobia menurut ahli Siti
Meitchati ( 1983;22) : adalah ketakutan yang tidak terkendalikan, tidak normal
kepada suatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebabnya. (dalam Makalah
Psikologi Kesehatan, Ella dan Farah
2011)
Defenisi phobia menurut kamus psikologi adalah
suatu ketakutan yang kuat, terus menerus dan irasional dengan ditimbulkan oleh
suatu perangsang atau situasi khusus, seperti auatu ketakutan yang abnormal
terhadap tempat tertentu. Sementara kartini kartono (1989:112) mendefinisikan
phobia sebagai ketakutan atau kecemasan yang abnormal, tidak rasional tidak
bisa dikontrol terhadap suatu situasi terhadap objek tertentu. Semua phobia adalah
ketajutan yang tak beralasan, yang bertalian dengan perasaan bersalah atau pun
malu, ditekan. Kemudian berubah takut pada suatu yang lain, dengan begitu
terpendamlah konflik atau frustasi yang dialaminya. Jadi phobia adalah rasa takut yang berlebihan
kepada suatu hal atau fenomena yang membuat hidup seseorang yang menderitanya
terhambat.
Jenis Phobia
Hal yang aneh tentang fobia adalah biasanya
melibatkan ketakutan terhadap peristiwa yang biasa dalam hidup, bukan yang luar
biasa. Orang dengan fobia mengalami ketakutan untuk hal-hal yang amat biasa,
seperti naik elevator atau naik mobil di jalan raya. Dengan contoh ini, dapat
diketahui bahwa fobia dapat mengganggu bila berkaitan dengan pekerjaan
sehari-hari seperti naik kendaraan, berbelanja, atau pergi keluar rumah.
Berikut ini adalah tiga tipe fobia berdasarkan sistem DSM, yaitu fobia
spesifik, fobia sosial, dan agorafobia.
a) Fobia
Spesifik
Fobia spesifik adalah ketakutan yang berlebihan dan
persisten terhadap objek atau situasi spesifik, seperti:
·
Acrophobia: takut terhadap ketinggian, bahkan hanya setinggi 2 meter
sudah cukup menakutkan bagi penderita fobia ini.
·
Claustrophobia: takut terhadap tempat tertutup/terkunci sehingga orang
dengan fobia jenis ini sering berada di taman atau di lapangan olahraga bersama
teman-temannya.
·
Fobia binatang: takut terhadap binatang tertentu seperti tikus, ular,
atau binatang-binatang menjijikkan.Anda bisa saja mempunyai ketakutan terhadap
hewan-hewan tersebut. Namun, bila ketakutan itu mengganggu kehidupan
sehari-hari atau menyebabkan distres emosional yang signifikan di dalam diri
Anda (bahkan ketika Anda hanya membayangkan hewan itu), maka barulah Anda
mengalami fobia.
·
Fobia benda-benda tertentu: seperti jarum suntik (bukan sakitnya yang
mereka takuti, tetapi jarumnya), pisau, benda-benda elektronik, atau
benda-benda lain.
b) Fobia
Sosial
Fobia sosial adalah ketakutan yang intens terhadap
situasi sosial atau ramai sehingga mereka mungkin sama sekali menghindarinya,
atau menghadapinya tetapi dengan distres yang amat berkecamuk. Penderita fobia
sosial mengalami ketakutan terhadap situasi sosial seperti berkencan, datang ke
pesta, pertemuan-pertemuan sosial, bahkan presentasi untuk ujian. Fobia sosial yang mendasar adalah ketakutan
berlebihan terhadap evaluasi negatif dari orang lain, dalam artian mereka takut
dinilai jelek oleh orang lain. Mungkin mereka merasa seakan-akan ribuan pasang
mata sedang memperhatikan dengan teliti setiap gerak yang mereka lakukan.
Contoh umum untuk fobia jenis ini adalah:
·
Demam panggung yang berlebihan
·
Kecemasan berbicara di forum yang berlebihan, bahkan dihadapan
orang-orang terdekat sekalipun.
·
Kecemasan meminta sesuatu, seperti memesan makanan di rumah makan karena
takut pelayan atau teman menertawai makanan yang mereka pesan.
·
Ketakutan bertemu dengan orang baru, hal ini menyebabkan penderita tidak
berkembang dalam hal sosial.
Fobia jenis ini menyebabkan penurunan kualitas
hidup penderitanya, seperti kualitas untuk mencapai sasaran pendidikan , maju
dalam karier, atau bertahan dalam pekerjaan yang membutuhkan interaksi dengan
orang lain secara langsung.Sekali fobia sosial tercipta, maka akan berlanjut
secara kronis sepanjang hidup.
c)
Agrofobia
Agorafobia secara harfiah diartikan sebagai “takut
kepada pasar”, yang sugestif untuk ketakutan berada di tempat-tempat terbuka
dan ramai (berbeda dengan fobia sosial, agorafobia tidak “mati sosial” bila
berinteraksi dengan orang-orang di tempat yang sepi). Agorafobia melibatkan
ketakutan terhadap tempat-tempat atau situasi-situasi yang memberi kesulitan
bagi mereka untuk meminta bantuan ketika ada suatu problem yang menimpa mereka
atau orang lain. Orang-orang dengan agorafobia takut untuk pergi berbelanja di
toko-toko yang penih sesak, bersempit-sempitan di bus, dan lain-lain yang
kira-kira membuat mereka sulit meminta pertolongan.
Beberapa teori yang memberikan kontribusi tentang
adanya phobia
1) Teori
Psikoanalisis
Freud adalah orang pertama yang mencoba menjelaskan
secara sistematis perkembangan perilaku fobia. Menurut Freud, fobia merupakan
pertahanan terhadap kecemasan yang disebabkan oleh impuls-impuls id yang
ditekan. Kecemasan ini dialihkan dari impuls id yang ditakuti dan berpindah ke
suatu objek atau situasi yang memiliki koneksi simbolik dengannya. Fobia adalah
cara ego untuk menghindari konfrontasi dengan masalah sebenarnya, yaitu konflik
masa kecil yang ditekan.
2) Teori
Behaviorial
Teori ini berfokus pada pembelajaran sebagai cara
berkembangnya fobia. Salah satu pembelajarannya adalahAvoidence Conditioning :
penjelasan utama behavioral tentang fobia adalah reaksi semacam itu merupakan
respons avoidence yang dipelajari. Formulasi avoidence conditioning dilandasi
oleh teori dua faktor yang diajukan oleh Mowrer (1947) dan mengatakan bahwa
fobia berkembang dari dua rangkaian pembelajarang yang saling berkaitan, yaitu;
a.
Melalui classikal conditioning seseorang dapat belajar untuk takut pada
sesuatu stimulus netral (CS) jika stimulus tersebut dipasangkan dengan kejadian
yang secara intrinsik menyakitkan atau menakutkan (UCS).
b.
Seseorang dapat belajar mengurangi rasa takut yang dikondisikan tersebut
dengn melarikan diri atau menghindari CS. Jenis pembelajaran ini diasumsikan
sebagai operant conditioning; respon dipertahankan oleh konsekuensi mengurang
ketakutan yang menguatkan.
3) Teori
Kognitif
Teori ini berfokus pada bagaimana proses berfikir
manusia dapat berperan sebagai diathesis dan pada bagaimana pikiran dapat
membuat fobia menetap. Kecemasan dikaitkan dengan kemungkinan yang lebih besar
untuk menanggapi stimuli negatif, menginterpretasi informasi yang tidak jelas
sebagai informasi yang mengancam, dan mempercayai bahwa kejadian negatif
memiliki kemungkinan lebih besar untuk terjadi di masa mendatang (Heinrichs
& Hoffman, 2000; Turk dkk., 2001).
Teori kognitif mengenai fobia juga relevan untuk
berbagai fitur lain dalam gangguan ini rasa takut yang menetap dan fakta bahwa
ketakutan tersebut sesungguhnya tampak irasional bagi mereka yang mengalaminya.
Fenomena ini dapat terjadi karena rasa takut terjadi melalui proses-proses
otomatis yang terjadi pada awal kehidupan dan tidak disadari. Setelah proses
awal tersebut, stimulus dihindari sehingga tidak diproses cukup lengkap dan
yang dapat menghilangkan rasa takut tersebut (Amir. Foa, & Coles, 1998).
4.
Gejala
Bila seseorang yang menderita phobia melihat atau
bertemu atau berada pada situasi yang membuatnya takut (phobia), gejalanya
adalah sebagai berikut:
a)
Jantung berdebar kencang
b)
Kesulitan mengatur napas
c) Dada
terasa sakit
d) Wajah
memerah dan berkeringat
e)
Merasa sakit
f)
Gemetar
g)
Pusing
h) Mulut
terasa kering
i)
Merasa perlu pergi ke toilet
j)
Merasa lemas dan akhirnya pingsan
5. Penyebab
Phobia dapat disebabkan oleh berbagai macam hal.
Pada umumnya phobia disebabkan karena pernah mengalami ketakutan yang hebat
atau pengalaman pribadi yang disertai perasaan malu atau bersalah yang semuanya
kemudian ditekan kedalam alam bawah sadar. Peristiwa traumatis di masa kecil
dianggap sebagai salah satu kemungkinan penyebab terjadinya phobia.
Lalu bagaimana menjelaskan tentang orang yang takut
akan sesuatu walaupun tidak pernah mengalami trauma pada masa kecilnya? Martin
Seligman di dalam teorinya yang dikenal dengan istilah biological preparedness
mengatakan ketakutan yang menjangkiti tergantung dari relevansinya sang
stimulus terhadap nenek moyang atau sejarah evolusi manusia, atau dengan kata
lain ketakutan tersebut disebabkan oleh faktor keturunan. Misalnya, mereka yang
takut kepada beruang, nenek moyangnya pada waktu masih hidup di dalam gua,
pernah diterkam dan hampir dimakan beruang, tapi selamat, sehingga dapat
menghasilkan kita sebagai keturunannya. Seligman berkata bahwa kita sudah
disiapkan oleh sejarah evolusi kita untuk takut terhadap sesuatu yang dapat
mengancam survival kita.
Pada kasus phobia yang lebih parah, gejala anxiety
neurosa menyertai penderita tersebut. Si penderita akan terus menerus dalam
keadaan phobia walaupun tidak ada rangsangan yang spesifik. Selalu ada saja
yang membuat phobia-nya timbul kembali, misalnya thanatophobia (takut mati),
dll.
Menurut kartini kartono phobia dapat disebabkan
oleh:
a)
Pernah mengalami ketakutan yang hebat
b)
Pengalaman asli ini dibarengi rasa malu dan rasa bersalah kemudian semua ditekan untuk
melupakan kejadian-kejadian tersebut.
c) Jika
mengalami stimulus yang sama akan timbul respon yang bersyarat kembali,
sungguhpun peristiwa pengalaman yang asli sudah dilupakan. Respon-respon
ketakutan hebat selalu timbul kembali sungguhpun ada usaha-usaha untuk menekan
dan melenyepkan respon tersebut.
Secara spesifik, rasa takut dapat disebabkan antara
lain:
a.
pengaruh filogenetik
b. pengaruh
keturunan
c.
kepribadian
d.
pengaruh budaya dan daerah
e.
pengaruh faal (fungsi) tubuh
f.
faktor biokimia
g.
trauma dan tekanan
h.
teladan orang lain
i.
dll
- Bagaimana Pendapat kalian apabila seseorang mengalami penderitaan ?
Menurut saya seseorang jika mengalami suatu
penderitaan pasti sikap nya akan jauh berbeda dibandingkan orang normal lain
nya . dia akan stress atau pun cemas yang berlebihan tergantung tingkat
penderitaan yang dia alami . dalam jangka panjang mungkin bisa membuat orang
menjadi gila .hal yang harus dilakukan ialah menjauh dari hal yangmenyebabkan penderitaan secara terus menerus.
Daftar Pustaka / Sumber :
Komentar
Posting Komentar